Ternyata, penggunaan #alatpemadamkebakaran atau APAR harus sesuai dengan tipe kelas kebakarannya lho! Dikutip dari https://damkar.bandaacehkota.go.id/ Yuk, pelajari perbedaannya agar kamu tidak salah memiliki APAR sesuai dengan kebutuhan ruangannya.

Kita perlu mengetahui kelas-kelas kebakaran atau penyebab terjadinya api supaya jenis APAR yang dipergunakan efektif dalam mengendalikan kebakaran tersebut. Berikut ini adalah gambar Kelas-kelas Kebakaran:

Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis air, APAR jenis Foam dan APAR jenis Dry Powder.
Kebakaran Kelas A bisa sulit dipadamkan, tergantung pada sumber bahan bakarnya. Ban karet jauh lebih sulit untuk dipadamkan jika dibandingkan dengan kertas. Namun Alat Pemadam Api Dry Powder maupun alat pemadam api Foam akan mampu memadamkan api tersebut.

Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis Karbon Dioksida (CO2), APAR jenis Foam dan APAR jenis Dry Powder.
Alat Pemadam Api Dry Powder maupun alat pemadam api Foam akan mampu memadamkan api tersebut. Dry Powder memiliki kemampuan pemadaman api yang lebih baik, sedangkan Foam mampu mencegah penyalaan kembali. Di SPBU, alat pemadam api Dry Powder seringkali menjadi pilihan terbaik.

Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang bertegangan tinggi. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Dry Powder.
sangat menganjurkan agar kebakaran akibat listrik dipadamkan dengan mematikan sumber listrik terlebih dahulu. Kebakaran yang tersisa biasanya merupakan kebakaran kelas A atau B. Dry Powder secara alami merupakan bahan penghantar non-listrik dan akan efektif pada kebakaran akibat listrik.

Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
Yang sangat penting, semua kebakaran logam Kelas D dianggap sebagai bahaya khusus. Operator yang berusaha memadamkan kebakaran kelas D harus dilatih secara khusus untuk melakukannya. Kebakaran ini sangat menantang bahkan bagi petugas pemadam kebakaran profesional. Alat pemadam api Kelas D mungkin hanya mampu memadamkan api logam tertentu tetapi tidak dapat memadamkan api lainnya. Biasanya, petugas pemadam kebakaran untuk kebakaran Kelas D akan membuat api kekurangan asupan oksigen dengan melakukan tindakan penyegelan atau penguburan.

Kebakaran Kelas F
Kebakaran Kelas F merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh minyak masak (minyak sayur, minyak hewan) ataupun lemak yang biasanya dipergunakan dalam dapur masak. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan Kebakaran Kelas F adalah APAR jenis Foam dan APAR jenis Karbon Diokside (CO2).
Kebakaran Kelas F dapat dianggap sebagai bagian dari kebakaran Kelas B. Perbedaan utamanya di sini adalah cairan yang mudah terbakar saat ini digunakan untuk memasak dan telah dipanaskan hingga titik menyala. Meskipun alat pemadam api Dry Powder dapat dengan mudah memadamkan api Kelas B, lain ceritanya dengan kebakaran Kelas F. Karena suhu yang tinggi, cairan yang mudah terbakar dapat menyala kembali secara otomatis. Gunakan APAR jenis Wet Chemical untuk mendinginkan cairan yang mudah terbakar dan menciptakan penghalang untuk memisahkan oksigen dari bahan bakar.
Dari penjelasan Klasifikasi Kebakaran dan Tipe Alat Pemadam Api. LSA berharap anda dapat memahami fungsi-fungsi alat pemadam api sesuai dengan kebutuhan sebagai upaya pemadaman saat terjadi kebakaran dengan lebih efektif.